Selamat datang Nama gue al amin maaf blog dalam tahap pengembangan jadi wajar banyak yang amburadul Semoga bermanfaat artikelnya

Rabu, 30 Maret 2016

BIROKRASI

A.BIROKRASI DALAM SISTEM ADMINISTRASI NEGARA DI INDONESIA
Administrasi sebagai ilmu mempunyai sifat umum dan universal dalam arti memiliki unsur-unsur yang sama, dimanapun dan kapanpun ilmu administrasi tersebut diterapkan. Banyak sistem administrasi negara yang kita jumpai di dunia ini dan hampir disetiap negara mempunyai sistem administrasi negara. Bahkan dari administrasi negara tersebut memiliki cabang lagi yaitu subsistem administrasi negara di setiap wilayah negara tertentu.
Subsistem negara administrasi negara tersebut menggambarkan hubungan antara administrasi negara dengan lingkungan sekitar baik lingkungan fisik maupun lingkungan masyarakat.
Untuk mempelajari hubungan administrasi negara dan lingkungan tersebut maka diperlukan suatu pendekatan yang diambil dari ilmu kehidupan yaitu ekologi. Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan pengaruh yang bersifat timbal balik antara alam sekitar dengan organisme hidup.
Cabang atau subsistem dari ilmu administrasi tersebut disebut ekologi administrasi negara. Ekologi administrasi negara merupakan perkembangan lanjut dari perkembangan perilaku dan bukan administrasi lingkungan sebagaimana dipopulerkan oleh sebagian orang yang sebenarnya administrasi lingkungan itu belum pernah ditemukan dalam berbagai literatur ilmu administrasi. Dalam perkembangan perilaku dari aspek budaya dikaji pula berbagai pola perilaku seseorang ataupun sekelompok orang (suku) yang orientasinya berkisar tentang kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik, hukum, adat istiadat dan norma kebiasaan yang berjalan, dipikir, dikerjakan, dan dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya, serta dicampurbaurkan dengan prestasi di bidang peradaban (Inu Kencana, dkk, Ilmu Administrasi Publik; 140).
Ekologi administrasi adalah ilmu administrasi yang menaruh perhatian atas faktor-faktor ekologi yang mempengaruhinya. Kalau administrasi tentang lingkungan, dimaksudkan adalah administrasi tentang lingkungan. Hal itu lebih sesuai jika dikatakan sebagai ilmu kebijakan lingkungan.
            Dalam hubungan dengan ekologi administrasi negara, faktor-faktor ekologis ini banyak sekali dan bermacam-macam yang oleh para ilmuan dan peneliti diperinci untuk memudahkan menyelidiki dan mempelajari hubungan pengaruh timbal balik antara faktor-faktor tersebut dengan administrasi negara.
            Sistem administrasi negara Indonesia sejalan dengan aspek-aspek kehidupan nasional, sehingga faktor-faktornya terdiri dari faktor-faktor yang beraspek alamiah dan sosial (kemasyarakatan). Faktor-faktor yang beraspek alamiah, yaitu letak geografis, keadaan dan kekayaan alam, keadaan dan kemampuan penduduk sedangkan faktor-faktor yang beraspek sosial (kemasyarakatan), yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan-keamanan (militer).1 (S. Pamudji “Ekologi Administrasi Negara” )
            Administrasi negara sebagai organ birokrasi negara adalah alat-alat negara yang menjalankan tugas-tugas negara, di antaranya menjalankan tugas pemerintahan. Pemikiran ini mengasumsikan bahwa pemerintah tidak selalu sama dengan negara. Birokrasi dan Administrasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat. Setiap organisasi tidak akan lepas dari sebuah birokrasi dan administrasi. Karena birokrasi dan administrasi menyatupadukan aktivitas organisasi menuju titik yang sama.
B. Birokrasi
Dalam literatur ilmu sosial, birokrasi umumnya dipandang sebagai aktor yang sekadar menerapkan kebijaksanaan yang telah diputuskan di tempat lain. Namun seringkali yang kita dapati di masyarakat bahwa birokrasi tidak hanya mendominasi kegiatan administrasi pemerintah tetapi juga kehidupan politik masyarakat secara keseluruhan.
Birokrasi pemerintah seringkali diartikan sebagai officialdom atau kerajaan pejabat. Suatu kerajaan yang raja-rajanya adalah para pejabat dari ssuatu bentuk organisasi yang digolongkan moderen. Konsepsi birokrasi weber yang dianut dalam organisasi pemerintah banyak memperlihatkan cara-cara officialdom di atas. Pejabat birokrasi adalah sentra dari penyelesaian urusan masyarakat. Jabatan yang berada di hierarki atas mempunyai kekuasaan yang lebih besar ketimbang jabatan yang berada di tataran bawah.
Konsep birokrasi Weber mendapat kritikan dari Warren Bennis (1967). Ia mengatakan bahwa birokrasi Weberian sekitar 25 sampai 50 tahun yang akan datang akan mengalami kejatuhan dan diganti dengan sistem sosial yang baru yang sesuai dengan harapan masyarakat pada abad ke-20 (Thoha, 1984).
Sampai saat ini sudah berada pada abad ke-21 ramalan Bennis dan juga para kritikus lainnya ternyata telah banyak menjadi kenyataan. Officialdom itu ternyata telah mulai pudar. Salah satu wujud dari pudarnya kerajaan pejabat itu ialah dilakukan gerakan reformasi dalam birokrasi pemerintah antara lain berusaha mengubah sikap keterbukaan pelaku-pelakunya.
Salah satu tanda kemajuan zaman dan perubahan global ialah diperlakukannya cara kerja dengan mempergunakan teknologi informasi. Cara kerja semacam ini akan menjadikan birokrasi tanpa batas (boundaryless organization, Ashkenas, 1995). Jika birokrasi tanpa batas ini dan tanpa kertas itu diperlakukan maka tatanan organisasi yang vertically operated , akan berubah dan memberikan wajah baru dari birokrasi yang tidak tidak lagi secara tegas mengikuti garis hierarki. Dengan demikian sesuai dengan asas demokrasi kewenangan demokrasi itu tidak hanya berada dihierarki atas (penguasa) melainkan ada di mana-mana (decentralized).
Birokrasi pemerintah tidak bisa dilepaskan dari proses dan kegiatan politik. Pada setiap gugusan masyarakat yang membentuk suatu tata kepemerintahan tidak bisa dilepaskan dari aspek politik ini. Politik sebagaimana kita ketahui bersama terdiri dari orang-orang yang berperilaku dan bertindak politik yang diorganisasikan secara poolitik oleh kelompok-kelompok kepentingan dan berusaha mencoba mempengaruhi pemerintah untuk mengambil dan melaksanakan suatu kebijakan dan tindakan yang bisa mengangkat kepentingannya dan mengenyampingkan kepentingan kelompok lainnya. Birokrasi pemerintah langsung ataupun tidak langsung akan selalu berhubungan dengan kelompok-kelompok kepentingan dalam masyarakat.
Hampir semua masyarakat di negara mana pun di dunia ini semua orang memandang bahwa tindakan pemerintah yang dijalankan melalui mesin birokrasinya merupakan cara terbaik untuk menciptakan otorisasi dan menetapkan peraturan yang mengikat semua pihak. Birokrasi pemerintah merupakan institusi yang bisa memberikan peran politik dalam memecahkan konflik politik yang timbul di antara orang dan kelompok orang-orang.
Birokrasi pemerintah harus bersifat netral. Jika pemerintah dibuat netral, maka rakyat secara keseluruhan akan bisa dilayani oleh birokrasi pemerintah. Melayani rakyat secara keseluruhan artinya tidak mengutamakan dan memihak kepada salah satu kepentingan kelompok rakyat tertentu. Oleh karena itu, netralitas birokrasi pemerintah dari kepentingan politik tertentu akan mampu melahirkan tatanan kepemerintahan yang demokratis.
C. Lembaga Birokrasi Pemerintah
Lembaga birokrasi adalah suatu elemen penting di dalam pengembangan bangsa di banyak negara yang sedang berkembang. Lembaga birokrasi itu terdiri dari badan dan organisasi yang dibentuk pemerintah, baik yang berupa lembaga kementerian negara, lembaga pemerintah nonkementerian, maupun lembaga nonstruktural berupa komisi dan dewan yang dibentuk lembaga kepresidenan.
Selama ini kelembagaan birokrasi pemerintah selalu ditarik dari lokus dan fokus penggunaan kekuasaan yang sedikit banyak menjauhkan dari terwujudnya demokrasi. Tarik-menarik dari lokus dan fokus penggunaan kekuasaan berada diantara legislatif dan eksekutif. Periodisasi dari tarik-menarik dari lokus dan fokus kekuasaan dalam sejarah pemerintahan Indonesia tersebut yaitu:
·         Periode 1945 – 1950
Pada periode ini, semangat perjuangan masih mewarnai penyelenggaraan pemerintahan kita. Persatuan dan kesatuan bangsa dan negara sangat dijunjung tinggi oleh para pelakunya. Kepentingan minoritas lebih dihargai oleh kekuatan mayoritas demi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara proklamasi.
     Semangat primodial, dimana saat itu dipegang oleh PKI yang merupakan satu-satunya organisasi politik primodial yang mengancam negara proklamasi dan melakukan pemberontakan dalam rangka menguasai pemerintahan dan negara, untuk sementara waktu kalah oleh semangat nasional.
     Pada awal kemerdekaan, lembaga pemerintahan dianggap sebagai sarana politik yang baik untuk mempersatukan bangsa karena lembaga ini mempunyai birokrasi yang mampu menjangkau rakyat sampai ke desa-desa. Namun dalam perjalanan sejarah nampak gejala semakin menguatnya aspirasi primodial dalam lembaga birokrasi pemerintahan. Lembaga ini menjadi incaran keekuatan-kekuatan politik. Partai-partai polotik mulai mengincar peluang untuk menguasai lembaga birokrasi pemerintahan ini.
·         Periode 1950 – 1959
Pada peridoe kedua ini, gejala semakin derasnya kekuatan politik mengincar terhadap lembaga birokrasi pemerintah semakin hari semakin dirasakan. Pada tahun ini UUD Sementara 1950 diperlakukan yang menganut sistem demokrasi parlementer,  bahwa pemerintah bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Akibat dari Maklumat Wakil Presiden 3 November 1945, kita menganut sistem banyak partai yang memberikan kebebasan kepada masyarakatnya untuk mendirikan partai politik sesuai dengan aspirasinya. Pada periode ini terselenggara pemilihan umum pertama yang dikenal sangat demokratis. Ketika itu semua partai politik yang memenangkan suara berkeinginan untuk menguasai beberapa kementerian. Bahkan tidak jarang terjadi kabinet pemerinta dibubarkan hanya karena pembagian kementerian yang tidak sesuai dengan tuntutan partai-partai politik.
Sementara itu, aparat pemerintah yang diharapkan netral juga sudah pandai bermain mata dengan kekuatan-kekuatan politik yang ada. Pada periode ini di sana-sini militer sudah mulai ikut memainkan peran dalam percaturan politik.partisipasi politik militer mulai tampak ketika tentara menolak perjanjian KMB yag merupakan hasil perjuangan untuk menegakkan kemerdekaaan oleh politisi sipil melalui jalan diplomasi. Peran tentara ini kelak akan diwujudkan dalam konsep dwifungsi yang menekankan bahwa militer tidak hanya berperan di bidang keamanan dan pertahanan saja, melainkan juga di bidang sosial dan politik.  
·         Periode 1960 – 1965
Pada periode ini, lembaga pemerintah semakin jelas diincar oleh kekuatan partai politik. Di bawah label demokrasi terpimpin, tiga partai politik membangun akses ke lembaga pemerintah. Tiga kekuatan partai politik Nasakom berambisi menggunakan jabatan birokrasi dalam lembaga pemerintah sebagai building block untuk kepentingan membangun organisasi partainya. Pada masa ini lembaga pemerintah sudah terperangkap ke dalam jaring yang dipasang oleh kekuatan politik Nasakom. Hal ini terbukti ketika terjadi tragedi nasional pemberontakan PKI 30 September 1965.
     Dari data yang diungkap ternyata kekuatan partai politik PKI telah menyusup ke hampir semua departemen pemerintah. Sementara itu, kekuatan agama dan nasionalis mendominasi kapling departemen masing-masing.  Pada periode ini dengan upaya PKI menguasai lembaga pemerintahan, dan peran partai politik yang semakin berrebutan kekuasaan ternyata partai politik kurang mampu menghadirkan pemerintahan sipil yang profesional. Oleh karena itu, pada saat ini lalu tampil kekuatan militer dalam panggung politik pemerintahan kita.
·         Periode 1966 – 1999
Pada periode ke empat antara tahun 1966 pertengahan tahun 1999 lembaga pemerintah lebih memihak kepada kekuatan politik yang dominan. Salah satu faktor yang menentukan kemenangan Golkar dalam beberapa kali pemilu selama pemerintahan Orde Baru adalah karena peranan lembaga pemerintah ditambah kekuatan ABRI yang sangat solid mendukung Golkar sebagai tulang punggung pemerintahan.
     Lembaga birokrasi pemerintah mempunyai kepanjangan otoritasnya sampai ke pelosok desa diseluruh tanah air. Di hierarki atas birokrasi pemerintah terdapat lembaga kabinet yang dipimpin presiden dan dibantu para menteri. Di hierarki tengah terdapat lembaga Propinsi Pemerintah Daerah Tingkat I yag dipimpin Gubernur Kepala Daerah Penguasa Tunggal di wilayah propinsi. Di Daerah Tingkat II terdapat lembaga birokrasi pemerintah Kabupaten dan Kotamadya yang dipimpin Bupati/Walikota Penguasa Tunggal di daerah Tingkat II ini. Seterusnya di desa ada lurah dan kepala desa wakil penguasa tunggal tersebut di tingkat pedesaan. ABRI pun mempunyai hierarki  kekuasaan yang mengikuti sistem hierarki birokrasi pemerintah.
     Pada periode ini demokrasi yang meletakkan kedaulatan rakyat tidak banyak dipraktikkan. Sementara itu demokrasi menurut perspektif kekuasaan yang bernuansa rekayasa untuk kepentingan penguasa amat jelas di lakukan selama pemerintahan Orde Baru. Orang-orang militer banyak menguasai lembaga sipil, sehingga selama periode ini lebih banyak dikenal sebagai pemerintahan sipil yang dikuasai oleh militer.
Demikianlah perkembangan kelembagaan birokrasi pemerintahan yang cenderung menjadi sasaran dari kekuasaan, dan pada akhir dari periode yang terakhir tersebut mulai dirasakan perlunya reformasi.
Reformasi sekarang ini zamannya dan sistem politiknya telah berubah. Oleh karena itu, mestinya jabatan politik, nonpolitik, dan lembaga departemen dan nondepartemen tidak sama dengan zamannya pemerintahan Orde Baru dahulu.
            Semenjak Indonesia merdeka tahun 1945 sampai sekarang ini interaksi kehidupan partai politik dan birokrasi tidak bisa dihindari. Interaksi itu membawa pengaruh baik positif maupun negatif bagi keduanya. Birokrasi pemerintah yang tidak bisa dipisahkan dari praktik kekuasaan membuat birokrasi pemerintah ibarat kerajaan kekuasaan atau pejabat.
            Penggunaan kekuasaan dalam birokrasi pemerintah, tidak jauh bedanya dengan aplikasi teori elit seperti yang dikenal dalam referensi kehidupan politik di negara-negara maju. Teori ini menekankan bahwa kekuasaan itu tidak hanya berada di tangan elit birokrasi pemerintah, akan tetapi juga pelaksanaan kekuasaan itu berada di tangan elit yang tidak bertanggung jawab. Itulah sebabnya birokrasi pemerintah tidak mempunyai akuntabilitas terhadap rakyat (Hunter, 1953; Mills, 1959).
            Adanya hubungan yang erat antara birokrasi dan penguasa menyebabkan birokrasi sangat mudah sekali terpengaruh oleh orde politik. Hal ini sering terjadi di negara sedang berkembang. Di Amerika Latin misalnya, terbukti bahwa kejatuhan suatu rezim  menyebabkan hancurnya posisi birokrasi secara total. Tetapi hal ini tidak terjadi di negara-negara yang sedang mengalami pembaharuan atau negara yang telah memperoleh prestise birokrasi yang baik seperti di Thailand.
            Birokrasi pemerintah tidak lagi seperti yang dipostulatkan oleh pakar politik selama ini sebagai satu-satunya pusat kekuasaan. Dahulu mungkin benar, akan tetapi perubahan-perubahan yang terjadi menjelang abad ke-21 ini membuat situasi dan konstelasinya harus dibalik. Pusat kekuasaan ada di tangan rakyat. Dengan demikian jika kegiatan birokrasi pemerintah tidak cocok lagi dengan keinginan rakyat, maka birokrasi harus mau mempertanggungjawabkan kepada rakyat. Jika akuntabilitas ini benar-benar dikerjakan oleh birokrasi pemerintah, maka transparasi, keterbukaan, dan kejujuran akan diperlihatkan oleh kinerja birokrasi pemerintah.
Upaya untuk mengubah pemusatan kekuasaan yang ada di tangan elit birokrasi pemerintah itu, sehingga akuntabilitas  bisa dilakukan dengan membiasakakan melakukan desentralisasi kekuasaan. Pentingnya desentralisasi kekuasaan birokrasi pemerintah itu, selain untuk mengembalikan kekuasaan atau memberdayakan kepada rakyat, juga karena didorong oleh adanya keterbatasan yang dialami oleh birokrasi pemerintah sendiri.




















Daftar Pustaka
Thoha, Miftah. 2007. Biokrasi & Politik di Indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Ali, Farid. 2004. Filsafat Administrasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Pamudji, S. Ekologi Administrasi Negara. Jakarta : Bumi Aksara
Gaffar, Afan. 1989. Beberapa Aspek Pembangunan Politik. Jakarta : Rajawali
Mas’oed, Mohtar. 1994. Politik, Birokrasi dan Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Zauhar, Soesilo. 2007. Reformasi Administrasi Konsep, Dimensi dan Strategi. Jakarta : Bumi Aksara

Sedikit Tentang Antropologi

BAB I
         Antropologi
A.Pengertian Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.
Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup (worldview).[1]
Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu yang saling berkaitan, yaitu: antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi, dan linguistik. Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian yang berbeda.
Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama.

 

Pengertian Antropologi menurut para ahli

David Hunter 
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat 
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisikmasyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
William A. Haviland 
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.



 B.Hubungan Ilmu antropologi dengan ilmu lainnya
  • Hubungan antropologi dengan ilmu Geologi
Ilmu geologi memiliki peran yang cukup penting didalam antropologi, Karena fungsi dari ilmu geologi yang mempelajari tentang ciri-ciri bumi dan perubahannya ini sangat berpengaruh dalam sub bab antropologi yaitu paleoantropologi dan prehistori.   Dan ilmu geologi berperan dalam menentukan umur relatif dari fosil-fosil makhluk primat dan fosil-fosil manusia dari zaman dahulu, serta artefak-artefak dan bekas-bekas kebudayaan yang digali dalam lapisan-lapisan bumi.
  • Hubungan antara Antropologi dan Paleontologi
Ilmu paleontologi dalam antropologi berperan sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk-makhluk  dahulu kala untuk membuat suatu rekontruksi tentang proses evolusi bentuk-bentuk makhluk dari dahulu kala hingga sekarang.
  • Hubungan antara Antropologi dan Anatomi
Ilmu anatomi sangat dibutuhkan dalam antropologi, hal ini dikarenakan ilmu anatomi berfungsi untuk meneliti ciri-ciri dari barbagai bagian kerangka manusia, berbagai bagian tengkorak, dan ciri-ciri dari bagian tubuh manusia pada umumnya, menjadi obyek penelitian yang terpenting dari seorang ahli antropologi fisik untuk mendapatkan pengertian tentang asal mula dan penyebaran manusia serta hubungan antara ras-ras di dunia.
  • Hubungan Antropologi dan Ilmu Kesehatan
Kedua bidang ilmu ini saling berkesinambungan karena ilmu antropologi dapat memberikan informasi tentang data kesehatan masyarakat dari berbagai daerah serta aneka warna kebudayaan,metode dan cara untuk dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat istiadat setempat, sehingga hal ini memudahkan mereka yang ingin atau akan bekerja diluar daerah.


  • Hubungan Antropologi dan Ilmu Linguistik
Dalam melakukan suatu penelitian, ilmu antropologi memerlukan topangan dari berbagai ilmu lainnya yang salah satunya adalah ilmu linguistik yang membant dalam mengenal dan memahami bahasa suatu suku bangsa yang akan dijadikan objek penelitian.
  • Hubungan Antropologi dan Arkeologi
Ilmu antropologi terbagi menjadi dua, yaitu antro biologi dan antro budaya.  Dan didalam bahasan antrobudaya terdapat sub bahasan yang disebut prehistori, sub bahasan inilah yang kemudian memerlukan ilmu arkeologi sebagai sarana ilmu untuk mengetahui sejarah perkembangan kebudayaan manusia dan suku-suku bangsa sejak sebelum mengenal tulisan sampai kepada masa sekarang.
  • Hubungan Antropologi dan Ilmu Sejarah
Sejarah, memiliki kaitan yang sangat penting dan erat dengan antropologi karena ilmu sejarah menyumbang fakta dan data masa lampau suatu daerah, sehingga kita dapat mengetahui sejarah dan perkembangan suatu suku bangsa yang akan dijadikan sebagai objek kajian atau penelitian dalam antropologi.
  • Hubungan Antropologi dan Geografi
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi beserta isinya.  Dan isi dari bumi itu sendiri adalah flora, fauna dan bentang alam yang terdapat di permukaan bumi.  Sehingga jika dilihat dari objek kajian geografi yang juga menyebutkan manusia, maka dengan kata lain geografi memerlukan sentuhan antropologi dalam kajiannya.  Hal ini dikarenakan antropologi mempelajari tentang berbagai warna manusia, baik dari segi suku bangsa, etnis, maupun ras.  Begitu pula sebaliknya, antropologi juga memerlukan geografi untuk memepelajari tentang bentang alam. Karena salah satu yang mempengaruhi kebudayaan manusia adalah keadaan lingkungan fisik tempat mereka hidup.


  • Hubungan Antropologi dan Ekonomi
Keadaan masyarakat sangat mempengaruhi kekuatan, proses serta hukum-hukum yang berlaku dalam aktivitas ekonomi masyarakat.  Untuk membangun perekonomian disuatu negara, seorang ahli ekonomi memerlukan bahan komparatif mengenai berbagai unsur kemasyarakatan dalam negara tersebut.  Dan untuk mengumpulkan data-data atau keterangan tersebut ilmu antropologi  sangat diperlukan.  Begitu juga sebaliknya, setiap perubahan yang terjadi dalam bidang ekonomi akan berdampak pada perubahan kebudayaan.
  • Hubungan Antropologi dan Hukum
Antropologi digunakan oleh banyak ahli hukum, terutama hukum adat.  Untuk melakukan penelitian tentang hukum adat yang berlaku di beberapa tempat. Anttropologi penting digunakan karena hukum adat bukan merupakan hukum yang tertulis, melainkan hukum yang timbul dan hidup langsung dalam masyarakat.
Antropologi juga memerlukan bantuan dari ilmu hukum karrena setiap masyarakat pasti mempunyai hukum yang digunakan dalam pengendalian sosial. Hukum yang berlaku dalam masyarakat turut mempengaruhi kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Untuk itu seorang antropolog harus mempunyai pengetahuan umum tentang konsep-konsep hokum secara umum.
  • Hubungan Antropologi dan ilmu Administrasi
Secara umum ilmu administrasi mempelajari hal-hal yang menyerupai ekonomi. Misalnya tentang agrarian yang dibahas dalam administrasi.  Masalah ini dapat dikaji dan diteliti melalui metode-metode yang terdapat dalam ilmu antropologi.
  • Hubungan Antropologi dan ilmu Politik
Dalam meneliti maupun menganalisa suatu sistem politik maupun kekuatan politik dari suatu Negara tentusaja memperhatikan sistem pemerintahan, kekuatan-kekuatan politik dan masalah latar belakang budaya dari kekuatan politik tersebut. Adapun yang menyangkut latar belakang kekuatan politik yaitu prinsip ideology, sistem norma, adat istiadat dan tradisi dari semua kalangan yang menyusun kekuatan politik tersebut. Agar dapet memahami latar belakang penyusun kekuatan politik tersebut, diperlukan metode analisa antropologi.  Seorang antropolog dalam mempelajari suatu masyarakat atau suatu suku pati juga akan menghadapi tentang konsep kekuasaan yang terdapat dalam suku tersebut. Dalam menganalisa fenomena tersebut sudah tentu mereka memerlukan bantuan dari ilmu politik.
C.cabang cabang ilmu Antropologi
            Secara garis besar percabangan ilmu antropologi dibagi menadi dua yaitu Antropologi Fisik dan Antropologi Budaya. Untuk mempermudah pembelajaran maka kita akan membahas satu persatu, dimulai dari antropologi Fisik beserta percabangannya kemudian Antropologi Budaya da cabang-cabangnya
       Antropologi fisik merupakan salah satu sub keilmuan Antropologi yang secara khusus mengkaji manusia melalui kacamata fisik. Kajian antropologi fisik sendiri meliputi pengkajian tentang kerangka manusia sampai ciri-ciri tubuh manusia. Antropologi fisik memiliki dua percabangan yaitu Paleo-antologi dan somatologi. Paleo-antologi merupakan percabangan dari antropologi fisik yang mempelajari asal usul manusia manusia dan evolusi melalui pengamatan fosil. Sedangkan Samatologi merupakan percabangan dari antropologi fisik yang mempelajari keberagaman ras-ras manusia dengan mengamati fisik dari manusia tersebut.
      Antropologi Budaya merupakan salah satu cabang antropologi yang mengkaji tentang kebudayaan-kebudayaan yang dihasilkan dari manusia. Cabang antropologi budaya meliputi Prehistori, Etnolinguistik, Etnologi, Etnopsikolog i,Antropologi spesialis, dan antropologi terapan.
Ø Prehistori : cabang antropologi yang mempelajari penyebaran dan perkembangan budaya manusia sebelum mengenal tulisan
Ø Etnolinguistik : cabang antrpologi yang mempelajari tentang suku-suku bangsa di dunia dari segi bahasa
Ø Etnologi : cabang antropologi yang mempelajari asas-asas kebudayaan manusia Ø Etnopsikologi : cabang antropologi yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan-peranan individu pada bangsa dalam perubahan adat istiadat maupun nilai dengan menggunakan metode dan konsep psikologi
Ø Antropologi spesialasasi : cabang antropogi yang memfokuskan pada spesialis-spesialistertentu, terdapat beberapa contoh yaitu antropologi ekonomi, antropologi politik, antropologi kependudukan, antropogi kesehatan jiwa, antropologi pendidikan dan antropologi perkotaan
 Ø Anropogi kontempoer : cabang antropologi yang membahas tentang perkembanagangan antropologipada dewasa ini. 

BAB II
      LINGKUP ANTROPOLOGI DAN
      KONSEP DASAR EVOLUSI
A.Lingkup antropologi fisik
1. Antropologi Fisik
          Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Contoh : Para antropologi umumnya memiliki anggapan bahwa nenek moyang manusia adalah sejenis kera dan monyet, karena memiliki kemiripan-kemiripan tertentu.
a.     Paleoantropologi
                        Merupakan ilmu tentang asal-usul atau soal terjadinya evolusi makhluk hidup manusia dengan mempergunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai penggalian.
b.  Antropologi Biologis
                        Merupakan bagian ilmu antropolgi yang mempelajari suatu pengertian tenteng sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir (fenotipik), seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi badan dan bentuk tubuh maupun sifat bagian dalam (genotipik), seperti golongan darah dan sebagainya. Manusia dimuka bumi ini terdapat beberapa golongan berdasarkan persamaan mengenai beberapa ciri tubuh. Pengelompokkan seperti itu dalam ilmu antropologi disebut ras

B.  Konsep Dasar Kajian Evolusi
Evolusi bisa di definisikan sebagai suatu perubahan atau perkembangan, seperti perubahan dari sederhana menjadi kompleks. Perubahan itu biasanya di anggap lamban laun. paradigma yang berkaitan dengan konsep evolusi tersebut adalah evolusioanisme yang berarti cara pandang yang menekankan perubahan lambat laun menjadi lebih baik atau lebih maju dari sederhana ke kompleks.
Evolusi adalah perubahan dan perkembangan mahkluk hidup dari waktu ke waktu Melalui sudut pandang ilmiah dan evalolusioner, berpegang pada asumsi bahwa manusia mewakili tahap_tahap dalam evolusi kehidupan. Evolusi biologis atau evolusi organik merupakan proses perkembangan segala bentuk kehidupan. Teori evolusi organik mengtakan bahwa tumbuh_tumbuhan dan binatang yang kita lihat sekarang ini adalah keturunan dari nenek moyang yang keadaanya lebih sederhana. Nenek moyang itu merupakan keturunan nenek moyang mereka yang jauh lebih sederhana, yang hidup beberapa juta tahun sebelumnya kehidupan. Pada umumnya teori ini mengatakan bahwa kehidupan berasal dari sederhana menuju ke bentuk lebih tinggi.
Terdapat empat kekuatan utama evolusi, yakni: mutasi, seleksi, hybridiasi, dan penyimpangan genetika.
  1. Mutasi adalah modifikasi, baik fisik maupun kimiawi, dalam struktur dalam gen, hal ini di ketahui berasal dari dua macam sumber yang umum yakni sumber internal dan eksternal. Modifikasi internal mungkin sebagai kerja  dari biokimiawi, atau penyusunan ulang fisik. Sumber eksternal mutasi mungkin dapat di jelaskan karena pengaruh dari luar seperti tradisi nuklir, sinar x, beta, gama dan agen_agen seperti bentuk_bentuk Nitrogen dan banyak lainnya.
  2. Seleksi (seleksi alam). adalah proses di mana adaptasi dapat di capai. Seleksi tidak pernah di pandang punya arti terlepas dari lingkungan karena hal ini merupakan proses di mana populasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan khusus.
  3. Hybridasi adalah hasil dari kombinasi genetika baru melalui persilangan, terjadi hampir pada kebanyakan spesies hidup termaksuk manusia modern. Hybridasi meningkatkan variasi genetik.
  4. Penyimpangan genetik adalah proses di mana frekuensi gen berubah karena adanya kesempatan. Kecepatan di mana perubahan demikian itu terjadi kebanyakan tergantung pada ukuran populasi. Pada umumnya semangkin kecil populasi maka semangkin besar kecepatan perubahan pada frekuensi yang demikian itu dan semangkin ekstrem dampaknya terhadap susunan genetik dari populasi.
C. Evolusi primata dan Ras 
   1. Evolusi Ciri_Ciri Biologis
Sumber ciri_ciri organisme fisik. Para ahli menjelaskan bahwa ciri biologi itu berada di dalam “gen”, dari setiap organisme, baik bersel satu maupun organisme mahkluk kera dan manusia yang terdiri dari beberapa triliun sel. Pada mahkluk yang organisme_nya kompleks (misalnya kera dan manusia), sel_sel yang membentuk tubuhnya hampir berjumlah lebih dari 10 triliun, yang masing_masing berbeda fungsi dan tugasnya dalam organisme.
Walupun demikian, tiap sel memiliki inti yang sama. Inti sel manusia, misalnya,  terdiri dari 46 bagian yang mirip ulat_ulat kecil yang terdiri dari serat_serat  berspiral, di sebut kromoson. Pada kromoson_kromoson inilah terletak beribu_ribu pusat kekuatan dengan berbagai macam struktur biokimia yang khas, yang menybabkan suatu ciri yang khusus yang dimiliki organisme yang bersangkutan. Satu pusat kekuatan  seperti itulah yang di sebut dengan gen. satu gen, atau kombinasi dari beberapa gen , mnenjadi penyebab dari satu ciri lahir dari organisme, sedang gen lainya penyebab dari beberapa ciri lahir.[1][5]
Mahkluk primata pendahulu manusia kira_kira satu abad yang lalu, teka_teki mengenai nenek_moyang manusia ini di yakini dapat terpecahkan apabila orang telah berhasil menemukan fosil_fosil dari mahkluk yang merupakan penghubung (missing link) antara kera dan mahkluk manusia dalam silsilah kehidupan mahkluk manusia di muka bumi. 
Dengan adanya penelitian paleoantropologi pada awal abad ke_20 ini sekarang sudah ada suatu pendirian yang kucup mantap mengenai mahkluk induk ini. Mahkluk primat yang semula di anggab sebagai mahkluk yang menurunkan manusia dan jenis kera besar, seperti orang utan, gorilla dan sebagainya antara lain di temukan fosil rahang bawahnya di saint_gaudens (perancis selatan) yang di beri nama Drypithecus.
Di dalam sel sperma berpadu dengan sel telur, maka terbentuklah suatu sel buah, atau zygote. Melalui proses mitosis, dari zygote itu akan muncul seluruh tubuh organisme yang baru. Proses mitosis bagi semua sel itu sama, kecuali pada sel gamete, yaitu sel_sel sperma pada pria dan sel_sel telur pada wanita.
Pembentukan sel_sel baru tidak terjadi melalui pembelahan kromoson , melainkan melalui pemisahan dari ke_46 kromoson dari 23 kromoson, dan masuk ke dalam dua sel kelamin yang berbeda. Saat itu merupakan saat yang sangat penting, karena jumlah gen yang menentukan berbagai ciri organisme yang akan masuk ke dalam sel kelamin A dan A1,  akan terjadi secara kebetulan belaka.
Oleh karena itu dapat di pahami bahwa hanya sebagian dari ciri-ciri ayah yang secara kebetulan berada dalam sel telur yang di buahi, menjadi bahan bagi pembetukan organisme yang baru itu. Dari ciri-ciri ayah dan ibu yang kebetulan terdapat dalam dalam sel-sel kelamin itu juga tidak semua akan tampak lahir dalam organisme yang baru, karena hanya ciri-ciri  pada  gen yang kuat (dominan) saja yang akan tampak, sedang ciri-ciri pada gen yang kuat (resesif), tidak. apabila misalnya, ayah mempunyai gen untuk rambut keriting yang dominan, tetapi ibu mempunyai gen rambut kejur resesif, maka anak akan mempunyai rambut keriting. 
Dengan demikian, anggapan popular yang mengira bahwa kalau rambut keriting dari ayah bercampur dengan rambut kejur dari ibu, maka anak akan mendapat keriting-kejur. Ini adalah anggapan yang salah.
Perubahan dalam proses keturunan. Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa suatu ciri berasal dari seorang nenek_ moyang tertentu tidak dapat “bercampur”. Ciri_ciri yang ada selalu tetap tersimpan di dalam gen yang di turunkan dan di sebarkan kepada berpuluh_puluh, bahkan beratus_ratus angkatan berikutnya, karena adanya kekuatan dari gen lain yang dominan, yang menyebabkan bahwa ciri_ciri tersebut tidak muncul. Walaupun dalam kenyataan kita melihat bahwa dalam proses pengembangbiakannya, nenek moyang lama kelamaan memperlihatkan perbedaan_perbedaan ciri.
2.Aneka Ragam Manusia
Salah Faham Mengenai Konsep Ras. Ras sebagai suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh yang tertentu dengan suatu frekuensi yang besar, tetapi dalam sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai aneka warna ciri tubuh manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah faham yang besar yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa. Salah faham itu mengacaukan ciri-ciri ras ( yang sebenarnya harus dikhususkan kepada ciri-ciri jasmani semata-mata ), dengan ciri-ciri rohani : dan lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi rendah kepada ras-ras berdasarkan perbedaan tinggi-rendah rohani daripada ras itu. Contoh-contoh tersebut adalah[2][7] :
        Ras Caucasoid atau ras kulit putih lebih kuat, maju, luhur daripada ras-ras lainnya.
        Di Perancis, Pendirian menurut A. de Gobineau yang berpendapt bahwa ras yang terunggul dan termurni adalah ras Arya.
        Jerman, menurut De Gobineau bahwa orang jerman keturunan langsung ras Arya.
Metode_Metode untuk Mengklaskan Aneka Ras Manusia. Mengklasifikasikan aneka warna ras manusia merupakan pusat perhatian bagi ilmu antropologi fisik, terutama memperhatikan ciri-ciri lahir, atau ciri-ciri morfologi, pada tubuh individu-individu. Ciri-ciri morfologi itu yang dalam praktek merupakan ciri-ciri fenotip, terdiri dari dua golongan, yaitu[3][8] : 1) Ciri-ciri kualitatif (seperti warna kulit, bentuk rambut dan sebagainya, dan 2) ciri-ciri kuantitatif  (seperti berat badan, ukuran badan, index cephalicus, dan sebagainya ). Metode ini disebut metode antropometri metode yang hanya berdasarkan morfologi.
Seiring berkembangnya zaman, metode ini sudah jarang dipergunakan, para ahli beralih kepada metode filogenetik yang menekankan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan, hubungan-hubungannya serta percabangannya.
Untuk membangun suatu klasifikasi yang serupa itu faktor terpenting adalah ciri-ciri genotipe yang terdapat pada individu-individu, contohnya ialah metode mengklasifikasikan berdasarkan frekuensi golongan darah.
Salah Satu Klasifikasi Dari Aneka Ras-Ras Manusia.
        Menurut C. Linnaeus yang merpergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam sistemnya.
        Menurut J.F Blumenbach yang mengkombinasikan ciri-ciri morfologi dengan geografi dalam sistemnya.
        Menurut J. Deniker yang memakai warna dan bentuk rambut sebagai ciri-ciri terpenting dalam sistemnya.
        Menurut E. Von Eickstedt dan E.A Hooton memakai unsur-unsur Filogenetik
        Menurut A.L Kroeber[4][9], Yaitu :
1.      Australoid
Penduduk asli Australia
2.      Mongoloid
• Asiatic Mongoloid ( Utara, Tengah, Timur )
• Malayan Mongoloid ( Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Taiwan )
• American Mongoloid ( Amerika Utara, Selatan, Orang Eskimo )
3.      Cauca
• Nordic ( Eropa Utara )
• Alpine ( Tengah dan Timur )
• Mediteranaen ( Sekitar laut tengah, afrika Utara, Armenia Arab, Iran )
4.      Negroid
• Afican Negroid ( Benua Afrika )
• Negrito ( Tengah, Semenanjung Melayu, filipina )
• Melanesian ( Irian, Melanesia )
5.      Ras – Ras khusus
• Bushman ( Gurun Kalahari, Afsel )
• Veddoid ( Pedalaman Srilangka dan Sulsel )
• Polynesian ( kepulauan Mikronesia & Polinesia )
• Ainu ( Pulau Karafuto dan Hokaido, Jepang Utara )



Daftar Pustaka.
Ø  https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
Ø  http://www.kompasiana.com/ariiswahyudi26/antropologi-punya-cabang-cabang-ilmu-yang-benar-saja_54f821b2a33311641e8b51d7
Ø  http://universitasislamoki.blogspot.co.id/2013/03/makalah-ruang-lingkup-antropologi.html
Ø  Koentjaraningrat.  Pengantar Ilmu Antropologi. 2002. PT Rineka Cipta: Jakarta
Ø  stkip.files.wordpress.com/.../pendidikan-etnologi2