MAKALAH
SEJARAH
PERKEMBANGAN ILMU POLITIK DAN PEMBIDANGANYA
Di susun oleh :
1. AKHMAD
AL AMIN NPM:15.12.0046
2. AGUS
SALIM NPM:15.12.0051
Fakultas ilmu sosial dan ilmu
politik
Universitas islam kalimantan
muhammad arsyad al banjary
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan
sahabatnya yang selalu membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Agama Islam
di muka bumi ini.
Penulis ucapkan terima kasih kepada
Bapak Dosen M.Ali wafa ,S.sos.,M.Si Dan Asisten Beliau Abdusani M.I.Kom sebagai
pengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Politik yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua
urusan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
sahabat lainnya, semoga Allah meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya,
amin.
DAFTAR ISI
v KATA
PENGANTAR...................................................................................................i
v DAFTAR
ISI ................................................................................................................ii
v BAB
I SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK............................................1
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Politik...................................................................1
1. Definisi Ilmu Politik...............................................................................1
B. Perkembangan ILMU POLITIK........................................................................2
1. JAMAN
SEBELUM MASEHI .............................................................2
2. JAMAN
SESUDAH MASEHI..............................................................3
v BAB
II PEMBIDANGAN ILMU POLITIK..................................................................7
A. PEMBIDANGAN ILMU POLITIK..................................................................7
v BAB
III PENUTUP......................................................................................................10
A. KESIMPULAN................................................................................................10
B. SARAN............................................................................................................10
v DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................11
BAB I
SEJRAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK
A.Sejarah
Perkembangan Ilmu Politik
1.Definisi
Ilmu Politik
Sebelum mendefinisikan apa itu ilmu politik, maka perlu diketahui lebih dulu apa itu politik. Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani ”polis” yang berarti kota yang berstatus negara. Secara umum istilah politik dapat diartikan berbagai macam kegiatan dalam suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.
Sebelum mendefinisikan apa itu ilmu politik, maka perlu diketahui lebih dulu apa itu politik. Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani ”polis” yang berarti kota yang berstatus negara. Secara umum istilah politik dapat diartikan berbagai macam kegiatan dalam suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.
Menurut Miriam
Budiardjo dalam buku ”Dasar-dasar Ilmu Politik”, ilmu politik adalah ilmu yang
mempelajari tentang perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk
mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani seperti Plato dan Aristoteles
menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life(kehidupan yang baik).
Menurut Goodin dalam buku “A New Handbook of Political Science”, politik dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan social secara paksa. Jadi, ilmu politik dapat diartikan sebagai sifat dan sumber paksaan itu serta cara menggunakan kekuasaan social dengan paksaan tersebut.
a.Beberapa definisi berbeda juga diberikan oleh para ahli , misalnya:
• Menurut Bluntschli, Garner dan Frank Goodnow menyatakan bahwa ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari lingkungan kenegaraan.
• Menurut Seely dan Stephen Leacock, ilmu politik merupakan ilmu yang serasi dalam menangani pemerintahan.
• Dilain pihak pemikir Prancis seperti Paul Janet menyikapi ilmu politik sebagai ilmu yang mengatur perkembangan Negara begitu juga prinsip- prinsip pemerintahan, Pendapat ini didukung juga oleh R.N. Gilchrist.
Menurut Goodin dalam buku “A New Handbook of Political Science”, politik dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan social secara paksa. Jadi, ilmu politik dapat diartikan sebagai sifat dan sumber paksaan itu serta cara menggunakan kekuasaan social dengan paksaan tersebut.
a.Beberapa definisi berbeda juga diberikan oleh para ahli , misalnya:
• Menurut Bluntschli, Garner dan Frank Goodnow menyatakan bahwa ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari lingkungan kenegaraan.
• Menurut Seely dan Stephen Leacock, ilmu politik merupakan ilmu yang serasi dalam menangani pemerintahan.
• Dilain pihak pemikir Prancis seperti Paul Janet menyikapi ilmu politik sebagai ilmu yang mengatur perkembangan Negara begitu juga prinsip- prinsip pemerintahan, Pendapat ini didukung juga oleh R.N. Gilchrist.
b.Ilmu
politik secara teoritis terbagi kepada dua yaitu :
• Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori valuational ini terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis.
• Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar mendeskripsikan dan mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa mengaitkannya dengan moral atau norma.
• Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori valuational ini terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis.
• Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar mendeskripsikan dan mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa mengaitkannya dengan moral atau norma.
B.Perkembangan
ILMU POLITIK
Apabila ilmu
politik dipandang semata-mata sebagai salah satu dari ilmu-ilmu sosial yang
memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas, maka dapat
dikatakan bahwa ilmu politik masih muda usianya karena baru lahir pada akhir
abad ke-19. Pada tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan
dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi,
ekonomi dan psikologi, dan dalam perkembangan ini mereka saling mempengaruhi.
Akan tetapi apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yakni
sebagai pembahasan secara rasional dari berbagai aspek negara dan kehidupan
politik dapat dikatakan jauh lebih tua umurnya. Bahkan sering dikatakan ilmu
sosial tertua di dunia karena dalam perkembangannya banyak bersandar pada
sejarah dan filsafat perkembangan ilmu politik dibagi dalam 2 zaman,
antara lain:
- Zaman Sebelum Masehi
Ilmu politik sebagai pemikiran
mengenai Negara sudah dimulai pada tahun 450 S.M. seperti dalam karya
Herodotus, Plato, Aristoteles, dan lainnya. terbukti dari hasil karya filosof
seperti Plato dan Aristoteles. Bahkan Plato yang telah meletakan dasar-dasar
pemikiran ilmu politik dikenal sebagai bapak filsafat
politik, sedangkan Aristoteles yang telah meletakan dasar-dasar
keilmuan dalam kajian politik dikenal sebagai Bapak ilmu politik. Baik Plato
maupun Aristoteles pada dasarnya menjadikan negara sebagai perspektif
filosofis, dan pandangan mereka tentang pengetahuan merupakan
sesuatu yang utuh. Perbedaan keduanya terletak pada tekanan dan obyek
pengamatan yang dilakukan, kalau Plato bersifat normatif-deskriptif, sedangkan
Aristoteles sudah mendekati empiris dengan memberikan dukungan dan preferensi
nilai melalui fakta yang dapat diamati dengan nyata. zaman ini yang terkenal
dengan zaman Romawi Kuno memberikan sumbangan yang berharga
bagi ilmu politik, antara lain: bidang hukum, yurisprudensi dan
administrasi negara. Bidang-bidang tersebut didasarkan atas persefektif
mengenai kesamaan manusia, persaudaraan setiap orang,
ke-Tuhan-an dan keunikan nilai-nilai individu.
Para filosof pada zaman ini berusaha mencari esensi ide-ide seperti
keadilan dan kebaikan, juga mempertimbangkan masalah-masalah esensial lainnya
seperti pemerintahan yang baik, kedaulatan, kewajiban negara terhadap
warga negara atau sebaliknya. Analisis-analisis yang digunakan bersifat
analisis normatif dan deduktif. Analisis normatif adalah
membicarakan asumsi-asumsi bahwa ciri khas tertentu adalah baik atau
diinginkan, sedangkan analisis deduktif adalah didasarakan pada penalaran
dari premis umum menuju kesimpulan khusus.
Beberapa pusat kebudayaan Asia
seperti India dan Cina, telah terkumpul beberapa karya tulis bermutu.
Tulisan-tulisan dari India terkumpul dalam kesusasteraan Dharmasatra dan
Arthasastra, berasal kira-kira dari tahun 500 S.M. Di antara filsuf Cina
terkenal, ada Konfusius, Mencius, dan Shan Yang(±350 S.M.).
2. Zaman Sesudah Masehi
Indonesia sendiri sudah mengenal tentang kenegaraan, ditandai dengan
beberapa karya tulis, misalnya Negarakertagama sekitar abad 13 dan Babad Tanah
Jawi. Kesusasteraan di Negara-negara Asia mulai mengalami kemunduran karena
terdesak oleh pemikiran Barat yang dibawa oleh Negara-negara penjajah dari
Barat.
Perkembangan Ilmu Politik di
Negara-negara benua Eropa sendiri bahasan mengenai politik pada abad ke-18 dan
ke-19 banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum, karena itu ilmu politik hanya
berfokus pada negara. Selain ilmu hukum, pengaruh ilmu sejarah dan filsafat
pada ilmu politik masih terasa sampai perang Dunia II.
Pada abad kedelapan belas, di
Inggris permasalahan politik lebih banyak merupakan kajian filsafat serta
pembahasannya tidak terlepas dari sejarah. Di Amerika Serikat terjadi
perkembangan berbeda, karena ada keinginan untuk membebaskan diri dari tekanan
yuridis, dan lebih mendasarkan diri pada pengumpulan data empiris. Amerika
Serikat yang telah menempatkan pangajaran politik di universitas semenjak
tahun 1858, mula-mula studinya lebih bersifat yuridis, akan tetapi semenjak
abad ini telah melepaskan diri dari kajian yang bersifat yuridis dengan lebih
memfokuskan diri atas pengumpulan data empiris. Baru memasuki awal abad kedua
puluh kajian ilmu politik telah menjauhi studi yang semata-mata
legalistis normatif maupun yang murni normatif dan deduktif. Hal ini dipengaruhi
oleh perkembangan teori ilmu pengetahuan sosial lainnya, terutama
konsepsi yang berubah tentang hakekat manusia, pragmatisme dan pluralisme.
Faktor
pertama tentang hakekat manusia, telah diakui bahwa sifat manusia sangat
beragam dan kompleks. Pengakuan akan sifat manusia tersebut menimbulkan
implikasi-implikasi yaitu: pertama, digugatnya pernyataan mengenai hukum
menentukan pemerintahan yang baik, hal ini disebabkan sifat manusia yang
berbeda-beda. Kedua, tidak semua manusia akan berperilaku sama dalam suatu
lembaga tertentu. Ketiga, sifat itu diyakini sebagai obyek resmi
penelitian. Faktor yang kedua yang mempengaruhi ilmu politik adalah
pragmatisme. Ini berarti bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan manusia tidak
dapat dinilai dari logika, melainkan dari hasil tindakan atau perilaku
tersebut. Misanya, sesorang dicap sebagai nasionalis, karena hasil dari
tindakan dan perilakunya selalu menunjukkan sikap antipati terhadap bangsa
sendiri, terhadap produksi dalam negeri, menjelek-jelekan bangsa sendiri di hadapan
bangsa lain, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang ketiga, yakni pluralisme,
mengandung pengertian bahwa kekuasaan dalam politik dibagi-bagi antara berbagai
kelompok, partai dan lembaga-lembaga pemerintahan. Misalnya, organisasi
kemasyarakatan, golongan, partai politik, dan yang lebih ekstrim seperti partai
oposisi memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi berbagai kebijakan
pemerintah. Hal ini disebabkan karena organisasi kemasyarakatan dan partai
politik tersebut memiliki kekuasaan untuk melakukan itu walaupun kekuasaan
tersebut belum tentu mampu mempengarui kekuasaan yang lainnya.
Ilmu politik
Baru mendapatkan identitasnya setelah didirikannya “School of Political
Science” di Columbia pada tahun 1880, atas prakarsa John. W. Burges, dan ia
sendiri yang memimpinnya. Pada tahun 1886 sekolah tersebut menerbitkan the
Political Science Quarterly yang menjadi saluran pertama menulis karyanya. Pada
saat itu lah berdiri berbagai macam institut-institut atau pun sekolah-sekolah
yang mengajarkan ilmu politik dan mengenai politik lebih mendalam, para ahlipun
menganalisa menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengn Negara. semenjak
itulah mendorong para sarjana politik untuk lebih meneliti dan menemukan
fungsi-fungsi dari politik.
Negara-negara Eropa Timur, pendekatan
tradisional dari segi sejarah, filsafat, dan hukum masih berlaku hingga saat
ini. Sesudah keruntuhan komunisme, ilmu politik berkembang pesat, bisa dilihat
dengan ditambahnya pendekatan-pendekatan yang tengah berkembang di
negara-negara barat pada pendekatan tradisional.
Pada akhir abad ke 19 ilmu politik
mengukuhkan dirinya sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dengan
berbagai sumbangan besar yang diberikan oleh para sarjana politik
untuk lebih mengetahui politik itu sendiri dan memberikan informasi serta
fakta-fakta yang terkuak saat melakukan penelitian tentang sejarah politik.
Pada saat itulah ilmu politik juga mempelajari ilmu lainnya yang menjadi
landasan untuk mempelajari imu politik karena seperti sosiologi dan sejarah
adalah sumber informasi dan bukti untuk mempelajari ilmu politik lebih dalam
lagi. Stelah terbukanya penyelidikan yang terarah secara fungsional dan
menggunakan metode-metode yang telah disempurnakan ilmu politik mulai
memantapkan diri dengan penyelidikannya.
Pada permulaan abad ke 20 Gettell
menunjukkan ilmu politik mulai dipengarui oleh kemajuan-kemajuan yang dicapai
dalam beberapa tahap penelitian dikalangan kaum intelektual secara khusus pun
juga menunjukkan keterkaitan ilmu lainnya dengan ilmu politik setelah adanya
penyempurnaan metode pengumpulan data yang bersifat kuantitatif. Dimana
metode-metode modern menunjukkan sesuatu kecenderungan berbeda dalam observasi,
survey, dan pengukuran yang berbeda. Partisipasi yang diberikan oleh para
ilmuan antara lain Hans Speier, Goodwin Watson, Nathan Leites, dan Edward Shils
menganalisis mengenai divisi yng menganalisi komunikasi dengan nazi dan
menyampaikan kepada pihak pemerintah untuk informasi yang lebih baik dan untuk
mengatur siasat ketika perang.
Setelah peperangan berakhir, ilmu
politik mulai mengukuhkan dirinya dalam suatu ilmu yang berdiri sendiri dengan
melakukan penyempurnaan yang terus dilakukan hingga kini. Ilmu politik
diseluruh dunia mulai mengalami kemajuan dimana setelah dilakukan penyelidikan
yang mendalam ternyata ditemukan fakta bahwa ilmu politik menyangkut kepada
pembelajaran seluruh ilmu social yang ada. Perkembangannya hingga kini pun
mengalami kemajuan yang sangat memuaskan, dimana berkat bantuan dari data-data
penyelidikan yang dilakukan oleh berbagai ilmu social, ilmu politik tidak lagi
melakukan penyelidikan secara signifikan untuk mendapat data yang akurat karena
ilmu social sebelumnya telah melakukan penyelidikan tersebut, jadi telah
membantu dalam perkembangan ilmu politik.
Collini, Winch, dan Burrow
menunjukkan bahwa dalam dalil pada abad ke-19 tentang alam dan penjelasan dari
gejala politis yang terus meningkat berdasarkan pada induksi historis dan
bukannya dari asumsi tentang alam manusia. kolonialisme dan Kekaisaran membawa
kultur kompleks dan luas, seperti halnya masyarakat primitif dan kecil-kecilan,
ke dalam bidang yang intelektual mengenai sarjana Eropa dan intelektual. Pada
Oxford dan Cambridge, di akhir abad 19, di bawah kepemimpinan komparatip
sejarah dipandang sedikit banyak secara penuh harapan sebagai basis untuk suatu
studi politik yang ilmiah.
Perkembangan ilmu politik ini pun
sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan ilmu
politik dan tata Negara serta cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Dimana ilmu
politik juga merupakan suatu ilmu yang dimana didalam terdapat berbagai macam
ilmu yang mendukung dan menjadi pilar untuk berdirinya ilmu politik. Jadi dapat
dikatakan ilmu politik mencangkup berbagai Ilmu social yang terkait dalam
kehidupan sehari-hari.
Perkembangan ilmu politik juga
disebabkan oleh dorongan kuat beberapa badan internasional, seperti UNESCO.
Karena adanya perbedaan dalam metodologi dan terminologi dalam ilmu politik,
maka UNESCO pada tahun1948 melakukan survei mengenai ilmu politik di kira-kira
30 negara. Kemudian, proyek ini dibahas beberapa ahli di Prancis, dan
menghasilkan buku Contemporary
Political Science pada tahun 1948.
Selanjutnya UNESCO bersama International Political Science Association (IPSA)
yang mencakup kira-kira ssepuluh negara, diantaranya negara Barat, di samping
India, Meksiko, dan Polandia. Pada tahun 1952 hasil penelitian ini dibahas di
suatu konferensi di Cambridge, Inggris dan hasilnya disusun oleh W. A. Robson
dari London School of Economics and Political Science dalam buku The University
Teaching of Political Science. Buku ini diterbitkan oleh UNESCO untuk
pengajaran beberapa ilmu sosial(termasuk ekonomi, antropologi budaya, dan
kriminologi) di perguruan tinggi. Kedua karya ini ditujukan untuk membina
perkembangan ilmu politik dan mempertemukan pandangan yang berbeda-beda.
Pada masa-masa berikutnya ilmu-ilmu
sosial banyak memanfaatkan penemuan-penemuan dari antropologi, sosiologi,
psikologi, dan ekonomi, dan dengan demikian ilmu politik dapat meningkatkan
mutunya dengan banyak mengambil model dari cabang ilmu sosial lainnya. Berkat
hal ini, wajah ilmu politik telah banyak berubah dan ilmu politik menjadi ilmu
yang penting dipelajari untuk mengerti tentang politik.
Dalam kehidupan dimana perdagangan
atau kegiatan jual beli dipasar yang dilakukan dalam keseharian merupakan suatu
kegiatan politik. Yang tanpa disadari disana terjadi istilah tawar-menawar
barang yang dimana seseorang dapat menawar barang atau saling mendesak dan
membuat strategi-strategi yang dapat menjadi keuntungan bagi mereka. Disinilah
dapat melihat dimana ilmu politik tidak hanya dapat terjadi antara kelompok
atau Negara, tetapi juga terjadi antar individu-individu yang memiliki
kepentingan masing-masing. Ilmu politik juga dapat terjadi di segala aspek masyarakat
yang ada disuatu Negara.
BAB
II
PEMBIDANGAN
ILMU POLITIK
A.PEMBIDANGAN ILMU
POLITIK
Upaya para pakar ilmu politik untuk
mengadakan pembidangan ilmu politik ke dalam suatu pokok-pokok bahasan tertentu
telah melewati masa yang cukup panjang dan telah membuahkan konsep-konsep
pembidangan dalam pengajaran ilmu politik. Upaya tersebut jika ditelusuri
secara teliti, dan literatur-literatur ilmu politik yang ada, barangkali dapat
dimulai dari apa yang pernah diekmukan oleh APSA (The American Political
Science Assoiartion - berdiri tahun 1904) lembaga APSA ini memiliki komite,
antara lain Comitte on Instmction yang mengadakan penelitian untuk menggali
informasi tentang perkembangan ruang lingkup pengkajian (materi yang diajarkan)
ilmu politik pada kurun waktu sebelum Prang Dunia I. Dalam hasil penelitiammya
dikemukakan 5 bidang utama dalam ilmu politik, yaitu:
1. American Government (Pemerintahan
Amerika)
2. Comparative Government (Perbandingan
Pemerintah)
3. American Political Institutions and
Processes
4. Comparative Political Instruction and
Processes
5. International Relations, Organization and
Law
Komite ini dalam tahun yang sama juga
mengemukakan hasil penemuan atau
penelitiannya yang merupakan pengembangan penelitian pertama, yaitu:
1. Political Theory, History of Political
Thought, and Methodology
2. American Government and Politics
3.
Foreign and Comparative Government
4. International Politics, Law and
Organization
Dalarn
perkembangan selanjutnya, selain hasil penelitian APSA ada hasil nemuan
perorangan dan para pakar ilmu politik, antara lain seperti pakar ilmu Iitik:
Canton C, Rodee dkk, dan Joseph S. Roucek dkk. Rode dan kawan-kawan
mengemukakan pembidangan ilmu politik sebagai erikut :
1. Political Philosophy
2.
Judicial and Legal Process
3. Executive process
4. Administrative Organization and Behavior
5. Legislative Politics
6.
Political parties and Interest Groups
7. Voting and Public Opinion
8.
Political Socialization and Political Culture
9.
Comparative Politics
10. Political Development
11.
International Politic
12.
Political Theory and Methodology
Roucek dan kawan-kawan mengemukakan
pembidangan ilmu politik sebagai berikut:
1.
Political Theory
2.
Law
3.
The Study of Government
4.
Political Forces
5. International Relations
Sebagai standar, yakni dalam upaya untuk
rnemeperoleh kesatuan pandangan dan pendapat terhadap pembidangan pengajaran
ilmu politik, UNESCO (United Nation Educational, Secientific and Cultural
Organization) memberikan semacam benang merah pembidangan (ruang lingkup) ilmu
politik untuk dijadikan pedoman dalam pengajaran ilmu politik. Konferensi
UNESCO (1964) menghasilkan keputusan tentang pengajaran ilmu politik meliputi
pembidangan sebagai berikut :
1. Political
Theory (Teori Politik)
Ø Political
Theory (teori politik)
Ø History
of political ideas (sejarah ide-ide politik)
2. Political Institutions (Lembaga-lembaga
politik)
Ø Konstitusi
Ø Pemerintahan nasional
Ø Pemerintahan wilayah dan daerah
Ø Admimstrasi Negara
Ø Perbandingan lembaga-lembaga politik
3. Political
Parties, Pressure Groups and Public Opinion (Partai Politik, Kelompok-kelompok
penekan dan pendapat umum)
Ø Partai politik
Ø Kelompok-kelompok penekan
Ø Partisipasi warganegara dalam pemerintahan
dan administrasi
Ø Pendapat umum
4. International
Relations (Hubungan Internasional)
Ø Politik intemaional
Ø Organisasi dan administrasi intemasional
Ø Hukum internasional
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik
adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang teratur dalam kehidupan bermasyarakatdengan
pemusatan perhatian pada perjuangan manusia mencari atau mempertahankan
kekuasaan guna mencapai apa yang diinginkan. Politik bertujuan untuk mencapai
tujuan negara, diantaranya kesejahteraan, pertahanan, keamanan, tata tertib,
keadilan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan teman-teman, khususnya bagi penulis
sendiri agar lebih mudah memahami secara mendalam tentang hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang dikaji dalam Pengantar ilmu politik “Sejarah Perkembagan Ilmu Politik dan
pembidangan nya ”.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kepada para pembaca, penulis mengharapkan saran dan kritik ataupun
tegur sapa yang sifatnya membangun. Akan diterima dengan senang hati demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Pemebimbing yang telah memberikan
saran dan keritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini terutama kami
ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ø 1.Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik,
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2010,
halaman 5
Ø MCN Blog, Sejarah
Perkembangan Ilmu Politik, dalamhttp://muslimpoliticians.blogspot.com/2012/06/sejarah-perkembangan-ilmu-politik.html
Ø 3. Sarah Aira, Definisi dan
Sejarah Perkembangan Ilmu Politik, dalamhttp://aahifis29.blogspot.com/2011/06/defenisi-dan-sejarah-perkembangan-ilmu.html
Ø
https://fitrahidealis.wordpress.com/2012/10/16/sejarah-perkembangan-ilmu-politik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar